Reksadana merupakan
instrumen investasi yang cocok bagi investor pemula di pasar modal,
sebelum Anda masuk ke instrumen saham. Ataupun untuk persiapan masa
pensiun anda kelak.
Kami kali ini ingin coba mengupas
tentang investasi di reksa dana. Apa itu reksa dana, bagaimana cara
berinvestasinya dan berapa keuntungan yang bisa di dapat, lalu siapa
sajakah yang cocon berinvestasi di instrumen ini, berikut penjelasan
singkat dari Ellen May, Pakar Investasi seperti dikutip dari Beritasatu
dot com :
1. Apa itu Reksa Dana?
Reksadana merupakan sebuah produk
investasi pasar modal, yang merupakan sarana untuk mengumpulkan dana
dari masyarakat untuk dikelola oleh manajer investasi/fund manager. Fund
manager mengelola uang tersebut melalui instrumen investasi lainnya
seperti saham,obligasi,dan instrumen pasar uang lainnya.
Nasabah/investor tidak perlu bingung
bagaimana mengelolanya, bagaimana memilih saham, bagaimana memilih
obligasi. Para fund manager tersebut lah yang akan mengerjakan tugas
tersebut. Nasabah/investor cukup mengevaluasi dan menerima hasilnya.
Pada Reksadana, seluruh dana yang ada
tidak disimpan oleh manajer investasi, tetapi disimpan di pihak yang
bernama bank kustodian. Selain itu, bank kustodian juga berfungsi
sebagai administrator yang mencatat dan memberikan konfirmasi atas
seluruh transaksi pembelian dan penjualan Reksa Dana, serta menghitung
Nilai Aktiva Bersih Reksa Dana setiap harinya.
2. Apa saja jenis-jenis Reksa Dana ?
Ada beberapa macam reksadana, antara lain :
a. Reksa Dana Pasar Uang :
Reksa dana yang investasinya ditanam
pada efek bersifat hutang dengan jatuh tempo yang kurang dari satu
tahun. Reksadana pasar uang tidak menempatkan investasinya pada valas,
namun pada surat hutang jangka pendek dibawah 1 tahun.
Reksadana ini memiliki ciri khas khusus
yaitu harga per unitnya selalu Rp1.000,- tidak ada biaya pembelian
ataupun penjualan, dan jumlah unitnya selalu bertambah setiap harinya.
Karena penempatannya pada produk
investasi yang relatif aman, sehingga reksadana ini masuk kategori
produk investasi yang cukup aman. Dengan resiko yang rendah, reksadana
ini memberikan imbal hasil bersih hanya sekitar rata-rata sekitar 5
persen–7 persen per tahun.
Dalam perencanaan keuangan, reksadana
ini cocok digunakan untuk tujuan jangka pendek 1–3 tahun kedepan. Anda
boleh juga menempatkan dana darurat pada reksadana ini. Apakah reksadana
ini bisa digunakan untuk tujuan jangka panjang? Tentu saja bisa, tapi
imbal hasilnya yang relatif kecil dibandingkan hasil investasi lainnya,
menyebabkannya menjadi kurang menarik untuk investasi jangka panjang
yang biasanya memberikan imbal hasil lebih besar.
b. Reksa Dana Pendapatan Tetap :
Reksadana ini menempatkan investasinya
pada obligasi (istilahnya adalah fixed income dan diartikan secara
harfiah pendapatan tetap). Nama Reksadana Pendapatan Tetap pernah
membuat kehebohan di tahun 2005.
Banyak masyarakat yang baru mulai
berinvestasi pada reksadana jenis ini menyangka bahwa “pendapatan tetap”
artinya investasinya memberikan hasil yang tetap dan tidak ada resiko
penurunan nilai.
Alhasil, saat obligasi yang menjadi isi
portofolio dari reksadana ini mengalami penurunan, maka paniklah para
investor dan melakukan pencairan dana secara bersamaan. Saat ini,
investor yang berinvestasi pada reksadana sudah memiliki pengertian yang
lebih mendalam tentang reksadana sehingga kepanikan masyarakat saat
nilai reksadana turun, sudah hampir tidak pernah terjadi lagi.
Memiliki tingkat resiko diatas reksadana
pasar uang, reksadana pendapatan tetap dapat memberikan rata-rata imbal
hasil sekitar 7 persen–15 persen per tahun. Dalam perencanaan keuangan,
reksadana ini cocok digunakan untuk tujuan jangka pendek hingga
menengah, berkisar antara 3–5 tahun kedepan
Reksadana pendapatan tetap berpeluang memberi imbal hasil 8 persen-10 persen sepanjang tahun 2012 ini.
c. Reksa Dana Campuran :
Sesuai dengan namanya, reksadana ini
berisikan produk investasi yang terdiri dari Obligasi, Saham atau
ekuitas serta produk investasi lainnya.
Pada umumnya reksadana campuran ini
dibagi menjadi reksadana campuran konservatif, moderat ataupun agresif,
tergantung dari produk investasi yang membentuknya. Semakin banyak porsi
saham didalamnya, semakin agresif lah reksadana campuran ini.
Semakin agresif, artinya resiko yang
dimilikinya lebih tinggi dibandingkan reksadana campuran jenis lainnya,
dan otomatis semakin tinggi pula ekspektasi imbal hasilnya.
Akan tetapi, ada juga reksadana campuran
yang memiliki saham hanya dalam porsi kecil bahkan tidak ada sama
sekali, reksadana inilah yang dikategorikan dalam reksadana campuran
konservatif.
Dengan produk investasi didalamnya yang
variatif, sebenarnya reksadana campuran menjadi lebih fleksible di saat
krisis. Komposisi saham dan obligasi yang dimiliki bisa disesuaikan
dengan kondisi pasar. Rata-rata imbal hasil reksadana campuran adalah
sebesar 15 persen–20 persen per tahun dan dapat digunakan untuk
investasi jangka menengah.
Tujuan investasi yang memiliki periode
5-10 tahun dapat menggunakan reksadana campuran. Semakin panjang periode
waktunya, kita dapat menggunakan reksadana campuran yang lebih agresif.
Dari sisi resiko, reksadana ini memiliki resiko yang lebih tinggi dari
reksadana pendapatan tetap tapi lebih rendah dari resiko reksadana
saham.
Pada tahun 2012 diproyeksikan return reksadana campuran selama 1 tahun berkisar 10 persen-18 persen.
d. Reksa Dana Saham :
Reksa dana yang sekurang-kurangnya 80 persen dari dana yang dikelolanya diinvestasikan dalam efek bersifat ekuitas.
Isi portofolio dari reksadana jenis ini
adalah saham/ekuitas, dan merupakan jenis reksadana dengan tingkat
resiko dan imbal hasil yang paling tinggi. Apabila kita ingin membeli
reksadana saham, perhatikan juga jenis saham yang dipilih oleh manajer
investasi terkait.
Ada jenis reksadana saham yang
berinvestasi hanya pada saham blue chips, saham infrastruktur, saham
second liner ataupun jenis jenis saham lainnya. Masing-masing jenis ini
tentu saja memberikan resiko dan imbal hasil yang berbeda.
Target imbal hasil rata-rata untuk
reksadana saham adalah sebesar 20 persen–25 persen per tahun. Besarnya
imbal hasil ini adalah rata-rata untuk jangka panjang. Artinya reksadana
saham bisa saja memberikan return sampai 40 persen atau lebih per
tahunnya, tapi apabila pasar saham sedang krisis, imbal hasilnya bisa
memberikan minus.
Dengan resiko fluktuasi yang tinggi ini,
maka reksadana saham sangat tidak cocok dan tidak dianjurkan untuk
investasi jangka pendek. Dalam perencanaan keuangan, investasi pada
reksadana saham biasanya digunakan untuk tujuan investasi jangka panjang
dengan periode diatas 10 tahun. Dana pensiun, dana pendidikan anak
untuk tingkat S1, dana untuk bisnis serta tujuan jangka panjang lainnya
merupakan tujuan tujuan yang menggunakan reksadana saham.
Pada tahun 2012 diproyeksikan return reksadana saham selama 1 tahun berkisar di angka 15 persen-25 persen
Dalam menentukan pilihan Anda terhadap
suatu produk reksa dana, sebaiknya Anda melihat dan membaca prospektus
dari produk reksa dana yang tersedia.
3. Siapa saja yang cocok berinvestasi di Reksa Dana ?
Siapa saja cocok berinvestasi pada
reksadana baik mahasiswa, ibu rumah tangga, profesional, siapa pun.
Semakin awal berinvestasi semakin bagus. Bagi mareka yg ingin menikmati
keuntungan di pasar modal namun belum berani berinvestasi langsung di
saham, dan ingin mendapat imbal hasil di atas deposito, maka investasi
reksadana bisa menjadi solusinya.
4. Apa syarat-syarat untuk membeli Reksa Dana ?
Mengisi kelengkapan formulir beserta data diri dan menyetor senjumlah uang.
5. Dimana kita dapat membeli Reksa Dana ?
Kita bisa membeli reksadana pada bank
atau sekuritas yang ditunjuk oleh manajer investasi untuk menjadi agen
penjual reksadana tersebut.
6. Apa yang perlu kita pertimbangkan sebelum membeli Reksa Dana ?
Dalam menentukan pilihan Anda terhadap
suatu produk reksa dana, sebaiknya Anda melihat dan membaca prospektus
dari produk reksa dana yang tersedia. Hal-hal penting yang harus
diperhatikan dalam prospektus masing-masing reksa dana tersebut yaitu:
· Portofolio dari produk reksa dana
tersebut saham/obligasi/instrumen pasar uang apa saja yang ada
didalamnya dan bagaimana dengan bobot mereka masing-masing.
· Kinerja yang dihasilkan pada masa yang
lalu, sebaiknya cek pertumbuhan kinerja selama beberapa tahun terakhir.
Cek juga kinerjanya di masa2 sulit seperti tahun 2008. Pada tahun 2008
hampir mustahil ada reksadana yang masih profit. Namun walau sama2
posisi rugi pada saat itu, cek reksadana mana yang paling cepat pulih,
itu adalah yang paling sehat.
· Pandangan/proyeksi manajer investasi
dari reksadana tersebut di masa mendatang tentang ekonomi makro, mata
uang, serta industry trend dari saham yang ada dalam portofolio.
· Bandingkan prestasi masa lalu terhadap
reksadana sejenis (misal reksadana berbasis komoditi dengan reksadana
komoditi lainnya), dan bandingkan juga dengan pertumbuhan IHSG.
Reksadana yang baik memiliki pertumbuhan di atas pertumbuhan IHSG.
· Biaya transaksi yang meliputi management fee, sales dan redemption fees.
7. Berapa nilai minimal pembelian Reksa Dana ?
Minimal investasi bervariasi antara
masing-masing manajer investasi. Ada yg dimulai dari beberapa ratus ribu
hingga jutaan rupiah.
8. Bagaimana perhitungan investasi di Reksa Dana ?
Nilai Aktiva Bersih (NAB) adalah nilai yang menggambarkan total kekayaan Reksadana tertentu setiap harinya.
Jumlah unit penyertaan ini akan tetap selama Anda tidak melakukan pembelian reksa dana lagi.
Banyaknya unit penyertaan yang Anda
dapatkan tergantung dari harga NAB per unit pada hari ketika Anda
membeli reksadana tersebut.
Contoh transaksi dalam reksadana, silahkan perhatikan ilustrasi di bawah ini :
Pada tanggal 5 Juni 2011, Anda membeli
Reksadana X sebesar Rp10.000.000. NAB/unit Reksadana X pada hari itu
adalah Rp2.500,00. Maka unit penyertaan yang Anda miliki adalah
10.000.000/2.500,00 = 4000 unit penyertaan.
Pada tanggal 6 Maret 2012, Anda menjual
kembali seluruh Reksadana Anda. NAB/unit Reksadana X pada hari itu
adalah Rp5.200,00. Maka total investasi yang Anda dapatkan adalah 4000
unit x 5.200,00 = Rp20.800.000.
Maka keuntungan yang Anda peroleh adalah selisih dari Rp20.800.000,- dan Rp10.000.000,- yaitu Rp10.800.000,-
(Ellen May, pakar investasi)
No comments:
Post a Comment